Saya suka menulis.
Bagi saya menulis itu seru. Ibarat
mengumpulkan kepingan puzle—segala pemikiran yang terserak berlompatan
di pikiran, merangkainya satu-demi satu, mencari dan mengumpulkan
informasi baru untuk mengisi lubang-lubang yang masih kosong—kemudian
mengkonstruksikannya menjadi sebuah kesatuan yang utuh.
Bagi saya menulis itu melatih kesabaran.
Membantu merunutkan jalan pikiran, melalui sebuah proses ketika kita
menuliskan begitu saja segala yang terlintas di kepala, kemudian membaca
ulang, memperbaiki, hingga akhirnya jadi satu rangkaian tulisan yang
baik, runtut, dan mudah dimengerti. Tenang, tidak terburu-buru maupun
melompat-lompat. Menulis merupakan sebuah sarana peredam emosi yang baik
bagi pribadi saya yang seringkali spontan, ekspresif, dan
meledak-ledak.
Menulis itu sarana penyimpanan yang
abadi. Seperti kamera mengabadikan peristiwa-peristiwa yang tak akan
mungkin terulang lagi. Begitupun segala ide dan pemikiran yang melintas.
Akan segera terbang, hilang tak berbekas jika tak dituliskan. Sayang..
Menulis membantu memperpanjang ingatan. Seperti sebuah lemari file yang
kelak ketika dibutuhkan bisa kembali dibongkar dan dimanfaatkan isinya.
Menulis juga sebuah sarana untuk berbagi.
Berbagi pengetahuan, ide, uneg-uneg, maupun sekedar pemikiran yang
mungkin absurd. Hari ini, esok, lusa, bahkan sampai diri tak lagi
menjejak bumi, pemikiran kita yang positif akan dapat terus terbagikan
dan bermanfaat bagi orang lain. Melalui tulisan. Ya, menulis itu
berbagi. Berbagi itu ibadah. Untuk saya nilai ini lebih dari sekedar
menulis untuk membuktikan eksistensi diri.
Hal paling mendasar, menulis membantu
saya lebih mengenali diri. Apa yang saya suka dan tidak suka. Apa yang
saya rasakan, mimpi-mimpi saya. Segalanya terbaca lebih jelas melalui
tulisan-tulisan saya. Darinya saya bisa lebih mengetahui minat dan
potensi, serta berbagai kekurangan yang harus saya perbaiki.
Ya, melalui tulisan ini saya ingin
kembali mengingatkan diri saya, mengapa saya menulis. Mengapa saya HARUS
menulis, dan mengapa saya membuat blog ini. Sudah tentu bukan untuk
dibiarkan kosong berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan sampai
berbulan-bulan hanya karena alasan kesibukan yang sesungguhnya tak dapat
dijadikan sebuah alasan.
Semoga mulai saat ini saya bisa lebih konsisten menulis
0 comments:
Posting Komentar