- GURU
Pendidikan di Indonesia saat
ini sepertinya sedang berada dalam keterpurukan. Guru yang seharusnya merupakan
peran utama dalam pendidikan, namun sepertinya tidak peduli dengan bagaimana
pendidikan kita sekarang. Sebagian besar dari mereka hanya memikirkan gaji dan
kehidupan mereka sendiri tanpa memikirkan masa depan murid dan proses
pembelajaran yang baik bagi murid-muridnya. Dalam proses pembelajaran
dibutuhkan sikap profesional seorang guru agar dapat menghasilkan generasi penerus
bangsa yang terbaik. Adapun menurut saya guru profesional adalah:
1) guru
yang menyadari perannya sebagai “GURU”. Bukan hanya sekedar sebuah profesi penghasil uang.
2) Guru
yang dapat menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan.
Dengan hal itu, otomatis para
murid akan lebih berkonsentrasi pada proses pembelajaran mereka. Pelajran yang
sukar pun akan lebih mudah diserap dan dimengerti oleh siswa.
3) Guru
yang disiplin. Guru adalah contoh bagi murid-muridnya. Maka dari itu kedisiplinan
seorang guru pun akan ditiru. Bila gurunya saja tidak dapat bersikap disiplin,
bagaimana bisa guru mengajarkan kedisiplinan pada murid? Contoh-contoh kecil
yang terjadi di lingkungan sekolah adalah seorang guru yang pada waktu itu
seharusnya mengajar di kelas, namun entah kenapa ia malah hanya memberi tugas
pada murid sedangkan dia malah sedang santai di kantin. Sehingga perbuatan
buruk itu ditiru oleh muridnya. Mereka berpikir, kalau guru saja boleh
membolos, mengapa muridnya tidak boleh?
4) Guru
yang selalu memberikan motivasi positif pada murid.
Motivasi positif pastinya
akan membuat murid lebih bersemangat dalam proses pembelajarannya. Namun,
sekarang jarang sekali motivasi positif itu terlontar dari guru, justru mereka
memberi kata-kata negatif yang akhirnya akan menghancurkan semangat belajar
para murid. Contohnya adalah seorang guru dengan mudahnya meremehkan muridnya
hanya karena murid tersebut mendapatkan nilai jelek dalam ulangannya. Tanpa
disadari, hal seperti ini akan menjatuhkan semangat belajara murid. Yang
tercetak dalam otak murid adalah ”aku tidak bisa dan aku selamanya akan tidak
bisa.”
5) guru
yang tidak mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan.
Terkadang, beberapa guru biasanya membawa emosi yang mereka dapatkan dari luar
sekolah. Seringkali para murid menjadi pelampiasan atas masalah yang gurunya
hadapi. Guru iru marah-marah tidak jelas dan membuat jam pelajaran terpotong.
Hal ini jelas tidak baik dan merugikan murid.
- FASILITAS SEKOLAH
Meskipun sudah ada landasan
dalam meningkatkan kualitas serta mutu pendidikan, namun masih banyak sekolah
yang tidak mampu mengembangkan kemampuan serta ketrampilan siswanya. Banyak
siswa berpotensi yang tidak mampu menggali kemampuannya akibat tidak memadainya
infrastruktur sekolah. Berikut saya akan memberikan contoh-contoh tentang tidak
memadainya infrastruktur sekolah:
1) dalam
ilmu sains, siswa dituntut berpikir kritis serta menerapkan aplikasi dari teori
yang diberikan. Persediaan fasilitas laboratorium sangat dibutuhkan untuk
menunjang tuntutan tersebut. Namun, minimnya fasilitas yang tersedia di daerah
luar jangkauan seperti Lombok Utara membuat siswa tidak mampu
mengimplementasikan teori yang telah ia dapatkan. Bahkan, sebagian besar
sekolah dasar dan menengah pertama di Indonesia tidak mempunyai fasilitas
tersebut untuk mendukung perkembangan siswa dalam melakukan uji praktikum.
2) kemajuan
teknologi dan komunikasi yang menjadi bentuk perkembangan era modern juga
merupakan sorotan baru terhadap perkembangan pendidikan dalam sebuah sekolah.
Sebagai sarana informasi, komputer merupakan media utama yang wajib dimiliki
setiap sekolah. Namun, fakta menunjukkan bahwa masih banyak sekolah dasar
hingga menengah ke atas di daerah pelosok tidak mendapatkan semua itu.
Pembelajaran seperti IT yang seharusnya didapatkan sejak memulai pendidikan
sekolah dasar harus diulang untuk dibiasakan saat mereka menginjak SMA. Sebagai
akibat dari semua itu, banyak siswa tak mampu mengakses informasi lebih untuk
meningkatkan wawasan mereka.
3) Sebagai
sarana pokok dalam sebuah pembelajaran, perpustakaan juga jarang ditemukan
dalam sebuah sekolah yang berada di daerah pedesaan. Tempat yang menjadi
penyimpan ratusan bahkan ribuan buku itu tidak dihiraukan oleh pihak sekolah
dan pemerintah. Siswa yang membutuhkan banyak tambahan ilmu menjadi pasif atas
hal tersebut. Padahal, semua wawasan baru yang diperlukan oleh para siswa dapat
dijangkau melalui pembangunan perpustakaan.
4) Menjadi
pusat dalam setiap proses pembelajaran, ruang kelas bahkan mempunyai kualitas
tak layak untuk dijadikan ruang pembelajaran. Atap serta dinding yang roboh
merupakan suatu bukti bahwa tidak adanya kepedulian dari pemerintah untuk
memperbaiki infrastruktur disana. Protes yang diajukan oleh lembaga sekolah
bahkan tidak menuai renspon dari pihak pemerintah. Dengan adanya kondisi seperti
ini, banyak siswa tidak mampu mengikuti pembelajaran dengan baik akibat
ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
Melalui koordinasi yang baik
antara pemerintah dengn pihak sekolah, maka akan dapat meningkatkan mutu
pendidikan. Sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan pemerintah, sekolah
berhak mengajukan pendanaan kepada pemerintah. Menghindari adanya kejahatan
korupsi yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap dana yang seharusnya
digunakan untuk pembiayaan fasilitas sekolah juga merupakan sebuah cara untuk
memperbaiki kualitas infrastruktus sekolah.
- HUBUNGAN GURU DAN ORANG TUA
Pendidikan merupakan tanggung
jawab bersama antara sekolah (guru) dan orang tua. Dengan demikian, semua pihak
yang terkait harus senantiasa menjalin hubungan kerjas sama dan interaksi dalam
rangka menciptakan kondisi belajar yang sehat bagi murid. Berikut merupakan
contoh-contoh hubungan kerja sama antara guru dan orang tua dalam rangka
meningkatkan aktivitas belajar murid:
1) adanya
kunjungan ke rumah anak didik
kunjungan ke rumah anak didik
dapat memberi kesempatan kepada guru mengobservasi langsung cara anak didik
belajar dapat memberikan motivasi kepada orang tua untuk lebih terbuka dan
dapat bekerja sama dalam upaya memajukan pendidikan anaknya.
2) surat
menyurat antara sekolah dan keluarga
surat menyurat diperlukan
untuk perbaikan pendidikan anak didik, seperti surat peringatan dari guru
kepada orang tua jika anaknya perlu lebih giat, sering membolos, sering berbuat
keributan dan sebagainya.
3) adanya
nilai raport
raport dapat dipakai sebagai
penghubung antara sekolah dengan orang tua. Sekolah dapat memberikan surat
peringatan atau meminta bantuan orang tua bila hasil raport anaknya kurang baik
atau sebaliknya jika anaknya mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran,
agar dapat lebih giat mengembangkan bakatnya atau minimal mampu mempertahankan
apa yang sudah diraihnya.
- BENTUK UJIAN KELULUSAN
Dengan berbagai kritik dan
polemik yang terjadi selama ini, pemerintah bersih kukuh untuk tetap
melaksanakan UN sebagai satu-satunya penentu kelulusan sekolah secara merata di
seluruh Tanah Air dengan dalih pengendalian dan peningkatan mutu pendidikan.
Padahal, ada persoalan
mendasar yang selama ini belum teratasi, yakni ketimpangan kecerdasan dan
kemampuan sangat menganga antara siswa yang tinggal di perkotaan dan di
tempat-tempat terpencil, serta antara siswa dari kalangan berpunya dan siswa
dari kalangan miskin.
Masalah ketimpangan ini
seharusnya dijembatani dahulu oleh pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan
nasional sebelum memeratakan standar evaluasi pendidikan sehingga terdapat
keadilan yang sama bagi anak-anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan.
Terlepas dari penundaan UN
tahun ini, pemerintah sudah seharusnya mengkaji ulang standar evaluasi
pendidikan serta mempertimbangkan kembali bahwa UN sebagai satu-satunya penentu
kelulusan siswa. Alih-alih meningkatkan mutu pendidikan, jika pelaksanaan UN
saja tidak pernah beres, bangsa ini akan tetap menjadi bangsa tertinggal dan
terbelakang, dan ini akan diuji nanti setelah 20 hingga 50 tahun kedepan akan
seperti apa pemimpin bangsa ini. Oleh sebab itu, menjembatani kesenjangan
sosial serta membenahi fasilitas pendidikan, infrastruktur dan tenaga pendidik
akan jauh lebih baik untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional.
- HARAPAN UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA KE DEPAN
Di Indonesia sepertinya
kurang mendapati perhatian serius layaknya pendidikan di negara lain di dunia.
Padahal begitu banyak kekayaan Indonesia yang menunggu diolah dan diberdayakan.
Namun, rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia membuat bangsa ini
harus tunduk pada bangsa lain.
Kesadaran mengenyam
pendidikan harus ditanamkan dan digalakkan agar kemajuan bangsa dapat terwujud.
Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat Indonesia harusnya memiliki tanggung
jawab yang sama dalam kemajuan pendidikan bangsa ini. Tanpa sinergi antar
keduanya, optimalisasi kemajuan bangsa ini di bidang pendidikan akan semakin
sulit. Fakta di lapangan begitu sering kali terlihat tidak
karuannya upaya sinergi antar berbagai pihak.
Kurikulum yang diemban bangsa
ini pun juga tidak diimbangi dengan sarana prasarana yang memadai dan memenuhi
standar pendidikan yang diidamkan. Kita masih banyak mendengarkan dari berbagai
media bagaimana bobroknya sarana pendidikan negeri ini. Begitu banyak gedung
sekolah yang tak layak digunakan, atau bahkan ada juga sekolah yang setiap
malam hari digunakan bergantian dengan hewan ternak. Belum lagi sekolah harus
terkena banjir ketika musim penghujan atau bocor ketika hujan datang. Itu hanya
salah satu contoh kongret betapa menyedihkannya wajah pendidikan Indonesia.
Lalu kemanakah larinya uang 20% dari total APBN bangsa ini? Apakah semua sudah
benar-benar tepat sasaran?
Nyatanya itu semua hanya
menjadi proyek komersialisasi para penjabat negeri ini yang membuat tingkat
korupsi di Indonesia semakin tinggi. Lagi-lagi Indonesia memang harus segera
berkaca dan membenah diri.
Kesejahteraan guru pun harus
menjadi prioritas dalam pembenahan tersebut. Sehingga jangan ada lagi kepala
sekolah atau guru yang harus memulung sampah demi menutupi segala kekurangan
kebutuhan hidupnya. Namun alasan masih banyaknya guru yang tidak diperhatikan
kesejahteraannya membuat kualitas dari guru itu sendiri jadi seadanya. Tidakan
ugrade dalam teknik pengajaran pun harus segera dilakukan demi terlaksananya
kemajuan pendidikan Indonesia.
Apabila pemerintah dan seluruh elemen masyarakat saling
menyadari posisinya masing-masing dalam upaya pembenahan dan kemajuan
pendidikan Indonesia, bukan tidak mungkin kemajuan itu tak lagi sekedar harapan.
Semoga kebaikan bangsa akan lebih terlihat seiring kebaikan seluruh pihak di
negeri ini. Segala niatan baik akan terlaksana dengan hasil yang baik selaras
dengan kebaikan caranya.
Suka sama postingan ini :)
BalasHapusWish you luck! Jadi pengen juga ikutan~
ayuk ikutan aja :))
BalasHapuskalo ada lomba lagi beri tahu aku ya ;)
BalasHapus