Sudah lama s.e.k.a.l.i. gak
ngeblooooggg..... Baru aja kemaren disentil sama tweetnya mbah Jamil Azzaini
tentang orang yang punya blog tapi sok sibuk (yang gak jelas banget) en
ngelupain blognya.. Jleb banget dah rasanya. Soalnya saya banget tuh.. :p
Oke, kalem... say, "Alhamdulillah"... say hay..
Assalamu'alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.. :)
By the
way,
sebenernya buku ini udah lama banget saya baca. Tapi baru
kelarnya barusan aja. Pantes aja gak ketemu-ketemu kunci gimana buat sukses.
Ternyata emang buku itu mesti dibaca dulu sampe habis ya. hehehe. Kelewatan
-__-..
Bab ini ada di
dalam bukunya Ippho Santosa "7 Keajaiban Rezeki", dan dari Bab ini
juga ternyata saya menemukan kata kunci kesuksesan yang selama ini saya cari.
cieh..
Inilah Bab
tentang Pembeda Abadi, sebelum tau tentang apa itu pembeda abadi, saya mau
nanya dulu nih sama reader-reader luar biasa yang lagi baca ini. Kalo kita
ingin menjadi seorang pemenang, apa biasanya hal yang harus kita lakukan?
tentunya dengan cara meningkatkan kelebihan dan memperbaiki kelemahan bukan?
Dan menurut
kita serta pada umumnya, untuk sukses itu dengan cara menitikberatkan pada
keduanya, iya kan?
Emang bener
banget, tapi tunggu dulu, kita sebagai manusia yang sempurna tentunya juga
memiliki kemampuan yang terbatas. Kita pun dituntut untuk memilih, menjalankan
yang satu dan merelakan yang lain. Maka harus dipilih salah satu dari keduanya
agar kesuksesan kita sampai lebih cepat. Kira-kira yang mana, meningkatkan
kelebihan atau memperbaiki kelemahan?
Saya lebih
setuju pada pilihan pertama, yaitu meningkatkan kelebihan. Jadi diibaratkan
begini,
* Katakanlah,
kamu jagonya dibidang design grafis dan ternyata lemahnya pada bidang
masak-memasak.
* Dengan
mengasah kelebihanmu dibidang design grafis, maka efektivitas design grafis
anda dapat terdongkrak, dari yang sebelumnya bernilai 7 menjadi 9.
* Dengan
mengasah kelemahanmu dibidang masak-memasak, maka efektivitas memasak anda
dapat terdongkrak, dari yang sebelumnya bernilai 5 menjadi 7.
* Oke,
berdasarkan ilustrasi di atas, terus bagaimana pendapatmu?
Mau dengar
komentar saya, atau sebenernya yang saya dapetin dari bukunya Ippho
Santosa??hehe..! baiklah, baiklah..
Pilihan pertama
ya jelas-jelas menguntungkan, dengan meningkatkan potensi dan kelebihan yang
kita miliki, maka kita yang awalnya bernilai rata-rata, menjadi di atas rata-rata, bahkan dengan
potensi kita tersebut yang bernilai 9, kita dapat menjadi jawara - tak
terkalahkan oleh siapapun!
Lantas,
bagaimana dengan pilihan kedua? dengan kemampuan di bawah rata-rata, maka
dengan mendongkrak nilai 5 menjadi 7, kita pun menjadi orang rata-rata. Tentunya anda menjadi orang yang biasa-biasa
saja dibidang memasak. Dan pastinya, akan ada banyak orang lainnya yang dapat
mengalahkan anda!
Kalaupun anda
memang "gak pandai" dalam hal memasak. Hal yang harus anda lakukan
adalah menemukan mitra yang pandai memasak alias dapat menutupi kekurangan anda
tersebut. Salah satu caranya, bagi kaum pria ya cari istri! hehe..
Menurut Ippho
sih, memang telah banyak buktinya bahwa orang yang sukses dan telah melejitkan
karirnya adalah orang yang berani meningkatakn potensi kelebihannya. Belum ada
cerita yang berhasil karena memperbaiki kelemahan. Memperbaiki ya, memperbaiki,
bukan kelemahan karena ia cacat fisik, justru kalo cacat fisik, kelemahannya
itulah kelebihannya.
Selain
menghasilkan, potensi anda ini akan menjadi kebahagiaan bagi anda. Ini menjadi
semacam panggilan jiwa - bukan panggilan kerja!
Karena
menghasilkan dan menyenangkan, anda pun terus mendalami potensi anda tersebut,
hingga akhirnya ini menjadi keunggulan khusus yang anda miliki. Inilah yang
namanya Pembeda Abadi.
Pembeda anda
dengan yang lain. Hal yang merupakan keunggulan, kata kunci pada diri anda
yang menjadikan anda berbeda. Banyak yang sudah memiliki hak paten karena
bertahan pada persepsi masyarakat pada gelar yang melekat padanya, bukan gelar
akademik, namun gelar yang didapatkan seseorang karena kemampuan yang
dimilikinya. Misalnya anda terus-terusan membahas tentang entrepreneur, maka
anda akan dijuluki sebagai, misal, Alim sang entrepreneur.
Seperti Ippho
Santosa --> pakar otak kanan
Andrie
Wongso --> entrepreneur
Arifin
Ilham --> Dzikir
Ust. Yusuf
Mansur ---> Sedekah
dan masih
banyak yang lainnya.
Banyak
sudah contoh orang-orang yang tahu akan potensi dirinya kemudain
meningkatkannya. Menjadikannya persepsi yang berkembang luas di masyarakat
kemudian melekat pada dirinya. Itulah yang akan menjadi pembeda antara anda
dengan yang lain, yang mengantarkan anda pada kesuksesan yang luar biasa dan
menjadi paten akan sebuah keberadaan tentang aktualisasi diri anda.
Lalu
bagaimana dengan aku? aku sendiri sudah agak menemukan kata kunci diriku,
selain kunci internal sebagai (pelajar), maka kata kunci kedua pada saya adalah
anak manusia yang harus patuh dengan
ayah ibunya. Inilah dua kata kunci yang akan berusaha aku lakukan,
pertahankan dan saya lejitkan. Karena peranan inilah yang paling mulia bagi seorang wanita.
But, you Have a dream! So, realize your dream as way as to give thanks to Your
Rabbi for your beautifull life^^..
So, how about
you? Mari, temukan kata kuncimu! Kata kunci yang menunjukkan bahwa engkau
berbeda!
0 comments:
Posting Komentar