Lumpy Space Princess - Adventure Time

Sabtu, 05 Juli 2014

[Renungan + Tips] Sebuah Hati tuk Seorang Hamba#Part2

Posted by Unknown at 03.10 0 comments
Saudariku sayang..

ALLAH mengingatkan kita, tak ada yang perlu kita sesali. Sekali lagi tak ada. Kalau yang sering aku dengar dari seseorang yang sangat aku hormati adalah “Tidak ada yang perlu diucapkan selain Alhamdulillah”. Dalam firman-NYA :
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Disebut berulang kali dalam QS. Ar Rahmaan)
Nabi bersabda, “Sesungguhnya ilmu itu diperoleh dengan belajar, dan kesantunan itu diperoleh dengan kerendahan hati, sedangkan kesabaran itu diperoleh dengan keteguhan hati.” (HR. Ibnu Hajar)
Nah, masih banyak sekali hal positif yang bisa kita terapkan bila hati kita tertata baik. ^^ Cuma aku takutnya pembaca malah bosan kalau aku kebanyakan ngoceh. :razz: Memang tak cukup sekali posting kalau ngomongin tentang hati, luas sekali rahmat ALLAH hingga tak habis sejuta blog menuliskannya. Subhanallah..
Itu tadi tentang hati yang sehat, sekarang kita bahas dikit tentang kesakitan sebuah hati. Hati yang “sakit” akan mencerminkan sifat yang “sakit” pula. Orang yang hatinya “beku”, sekuat apapun usaha hati yang lain meleburkan baja hatinya, takkan berhasil, hanya ketika ALLAH menghembuskan hidayah-NYA lah sebuah hati yang sakit akan kembali sehat. (Sebenarnya bukan kita yang saat berdakwah bisa menyentuh hati orang lain, tapi ALLAH yang melakukannya, kita hanya perantara ^^)
Orang yang hatinya keras, semua tindak tanduknya akan ikut keras. Perkataanya kasar, keputusannya tidak bisa dilunakkan, dan pendapatnya tidak mau dibantah. Keadaan orang yang berhati kusam, senantiasa tampak resah dan gelisah. Hatinya dikotori dengan buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tak senang melihat orang lain senang, kikir, dan penyakit hati lainnya yang terus-menerus menumpuk hingga sangat sulit untuk dihapus. Sungguh, orang yang berhati keruh seperti itu akan mendapatkan kerugian yg berlipat-lipat. Tidak saja hati yang selalu gelisah, namun orang lain yang melihat pun juga akan merasa risih dan memilih jauh darinya. Bahkan, ia yang berilmu, berharta banyak, artis atau siapapun; kalau berhati keruh, tak ada yang lain ia dapatkan selain celaan dan penghindaran dari orang yang tak mau dekat dengannya. Na’udzubillah.
Bagi orang yang demikian, selain di hadapan manusia, derajat kemuliaannya juga akan jatuh di hadapan ALLAH. Ini dikarenakan hari-harinya selalu diwarnai dengan perbuatan yang mengundang dosa. ALLAH tak akan pernah berlaku aniaya terhadap makhluk-makhluknya, saudaraku. Sesungguhnya apa yang didapatkan seseorang itu adalah buah dari apa yg diusahakannya ^^
Rasulullah bersabda, “Muslim yang terbaik adalah muslim yang membuat muslim lainnya selamat (merasa aman) dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari), dan,
“Sesungguhnya manusia paling jelek di sisi ALLAH pada hari kiamat adalah seseorang yang ditinggalkan orang lain karena menghindari kejelekan dirinya.”(HR. Al Bukhori no.6054 dan Muslim no.6539)
Nah, loh, kejelekan diri itu asalnya dari kejelekan hati, kan? ^^ Jadi kalau ada yang ngerasa orang-orang pada benci alias risih dan menjauhi, jangan serta-merta menuduh dia iri atau apa, siapa tahu emang kitanya yang tidak bisa membuat teman nyaman berada di dekat kita, kan? ^^v
Oh iya.. Kayaknya ada satu hal penting lagi nih. ^^
Sesuatu yang menurutku tidak banyak orang mengerti (mungkin terlupakan), mengenai salah satu ciri khas hati, yaitu “misterius”. Loh? Kenapa kok misterius? Karena tak ada yang berhak dan bisa menebak pasti isi hati seseorang, kecuali Penciptanya, ALLAH Azza Wa Jalla. Sungguh, suuzon ALLAH haramkan, karena memang tidak ada yang tahu isi hati manusia. Sering mungkin secara tidak sadar kita menggerutu bahwa seseorang mungkin mencelakai kita, sampai berani kita memfitnahnya atas dasar “kelogisan” yang kita punya. Kadang kita bilang “Wajar sih dia dapet 100, si dosen kan sayang sama dia.” Maasya ALLAH, jauh di atas semua itu, sungguh hanya ALLAH yang tahu isi hati manusia. Ingat, suuzon itu nambah dosa, buang waktu, dan menyiksa diri sendiri. ^^ (Mengingatkan diri sendiri, lagi)
Jadi.. Hati-hati ya, bagi yang suka negative thinking, siapa tahu ada virus di hatinya. ^^
Naah, sekarang tiba saatnya kita meluncur pada tips, bagaimana cara kita mengurus segumpal daging ini? Agar tak ada kesedihan, kejelekan akhlak, dosa, dan seterusnya? Hal apa yang harus kita istiqomahkan bila kita ingin hati kita terus tenang dan tenteram? Aku punya tips-tips ini, dari yang kupelajari di halaqoh, kajian, pergaulan, buku-buku, dan orang-orang yang kuhormati. Semoga bisa membantu saudara-saudaraku di sana ^^
-          Banyak-banyaklah mengingat ALLAH. Ingatlah ALLAH di kala senang, ALLAH akan mengingatmu di kala susah. Tapi, menurutku, terus mengingat ALLAH adalah sebaik-baiknya. Ntahlah saudaraku, saat kita mengucapkan “Ya ALLAH”, pernahkah kita terpikir, apa kita hanya “terbiasa” atau memang sedang teringat pada Sang Maha Cinta? Saat berucap “Astaghfirullah”, adakah hati benar-benar memohon ampun? Apakah saat kita solat, itu hanya takut dimarahin ibu? Begitulah sebab yang mungkin membuat seseorang yang sering menyebut asma-NYA, rajin beribadah, tapi tak kunjung bisa memperbaiki hatinya, karena memang ia melakukannya tak pakai hati. Tak tergetar hatinya saat melakukan hal itu. Subhanallah, semoga kita senantiasa ALLAH bimbing setiap waktu, aamiin. Ingatlah ALLAH tak hanya dengan lidah yang bertutur, tapi juga hati yang bersyukur. ^^
-          Berlarilah menyambar Alquran bila hati terasa gundah. Kenapa? Ya, nama lain dari Alquran, adalah Asy-Syifa (Obat/Penyembuh). Subhanallah, hati yang sakit akan sembuh dengan Alquran, ALLAH menguatkan kita dengan kalam-NYA. Bila tak terpaksa kita mengaji, percayalah, segundah dan segalau apapun suasana hati kita, insya ALLAH akan terobati dengan mengaji. ^^
-          Solat malam. Uhm. Kenapa, ya, qiyamul lail (tahajud) bisa menenangkan hati? Karena kita melakukannya di dini hari, saat orang lain sedang tertidur lelap, kita bangun dan bersimpuh pada ALLAH. Ibaratnya kalau kita lebih pagi ngantri di busway, bisa dapat tempat duduk dan ga perlu bersempit ria. ^^ Begitu pula saat kita curhat hanya pada ALLAH. Curahkanlah segalanya pada-NYA, tidak kita ceritakan saja ALLAH Maha Tahu, apa lagi kalau kita curhatkan? Tentu ALLAH akan menenangkan kita, toh? ;) Terus gimana soal curhat pada manusia? Boleh, kok. ^^ Cuma ingat, tempat kita curhat itu manusia, sama dengan kita, tidak sempurna dan tidak pula tidak punya masalah. Hanya pada orang-orang yang benar-benar kita percaya saja seharusnya kita tumpahkan tangis kita (bukan sama fa**book ^^v), itu pun seperlunya saja. Tapi, tetap dengan ALLAH lah kita meminta dan mengadu. ^^
-          Berkumpul dengan orang soleh, bukan malah keluyuran ga jelas. ^^’ Banyak sekali orang-orang menganggap bahwa keluyuran adalah obat hati. Padahal nggak, loh. Even if hati terasa sedikit nyaman, itu palsu, hanya karena kepuasan kita buang uang dan buang waktu. Apalagi sampai foto-foto dan nge-tag di faceb**k, terutama bagi perempuan. Sungguh tak ada manfaatnya itu, kecantikan tubuh kita akan dinikmati oleh jutaan pria yang tak berhak. Kemanisan senyum kita dibayangkan “lebih” oleh orang yang tak berhak? Oooh, tidak bisaaa, yang tadinya mau “seneng2” malah bikin dosa dan fitnah toh? Ga ada manfaatnya narsis itu, saudariku. Coba kalau kita ikut kajian, dengerin ceramah, dah dapat pahala, dapat ketenangan hati lagi. ^^ Sip2 d^^b.
-          Bila semua di atas kita sudah usahain, tapi tetap gagal. Buang saja hatimu! (Rasulullah yang bilang), karena sejatinya bila benar kita punya hati, dengan setulusnya mencari obatnya, insya ALLAH akan ketemu yang namanya ketenangan qolbu. Bila tidak, dua pertanyaan, tuluskah? Atau, punya hatikah? Itu saja. ^^ (Maaf ya agak keras, yang ngajarin aku tentang ini juga ngomongnya tegas)
-          Aku percaya teman-teman semua adalah orang yang kuat fisik dan hatinya ^^
Aaah. Akhirnya selesai juga. Panjang amat, ya? Hehe. Tapi semoga bermanfaat, ya. Mohon doa semoga kuliahku lancar. Makasiih. ^^

Salam Hangat,Desty Lilian

[Renungan + Tips] Sebuah Hati tuk Seorang Hamba#Part1

Posted by Unknown at 03.07 0 comments
Bismillaahirrahmaanirahiim.
Assalaamu’alaykum.wrh.wbr.
                Alhamdulillah ada request dari temen. ^^ (Syukron ya, aku jadi semangat lagi ^^) Beliau meminta aku cerita, tentang sebuah organ di tubuh manusia. Sebuah organ yang tanpa kesehatannya manusia pemiliknya tak bisa disebut ‘manusia sehat’.
 
                Ya, hati. Sebuah hati. Sesuatu yang orang anggap sebagai masalah klise. Yang dianggap sebagai hal yang tak perlu diurus. Yang hanya jadi “pelengkap” tubuh manusia. Yang sebenarnya tidak begitu, melainkan sungguh pentingnya posisi dan kendali hati pada diri seorang muslim. Aku juga bingung mau mulai dari mana (masih pemula ^^’), mungkin dari definisi hati, ya. Aku cari-cari sanad kayak gini :
“Ketahuilah bahwa dalam jasad ada segumpal daging, jika ia baik maka seluruh jasad menjadi baik, tetapi jika ia rusak maka seluruh jasad akan menjadi rusak, ketahuilah segumpal daging itu adalah hati”. (HR. Bukhari Muslim)
Ya, begitulah cara Baginda Muhammad menggambarkan sebuah hati. ^^ Dalam Kajian di kampusku, aku dengar ustadznya berkata, kira-kira begini “Jika ALLAH ingin hati kita jatuh ke kiri, maka ke kiri lah ia akan jatuh. Jika ALLAH ingin hati kita ke kanan, maka ke kanan pula lah ia akan bersimpuh.”
Begitulah, saudaraku (mengingatkan diri sendiri), sebuah hati itu adalah penentu kemuliaan akhlak kita, ^^ juga penyebab kehinaan perilaku kita. Sebuah hati—yang normal—itu membuat kita menjaga semua aktivitas diri kita. Saat seseorang gundah hatinya, ia akan bersimpuh pada ALLAH. Jika seseorang sedih hatinya, ia akan menangis. Pun jika seseorang beku hatinya, takkan pula ia bisa merasakan sedih atau bahagia, yang ia tahu hanya “rasa yang semu”.
Saudaraku yang kucintai karena ALLAH.. :)
Sakit hatikah kau? Sedihkah hatimu sekarang? Bersyukurlah saudaraku, karena ALLAH masih memberimu hati yang sehat, yang tahu rasa rapuh saat berjuang di jalan-NYA, yang tahu rasa tersindir karena dianggap “aneh” saat menolong agama ALLAH. Yang tahu rasanya ditimpa sakit dan kegagalan saat perjuangan tak pernah surut. ALLAH sendiri yang berkata,
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada” (QS. Al Hajj : 46)
Ya, ya saudaraku, jika benar hati kita sehat, seharusnya segala gejala hati kita pernah mengalami. Dan bila hati ini buta, rasa sakit atau senang, semua itu tak ada. Manusia yang hatinya buta, tidak akan pernah melakukan sesuatu dengan hati, karena hatinya sudah “mislead”, sudah tidak bisa lagi digerakkan kecuali ALLAH yang melakukannya.
Bila orang bilang buku jendela dunia, maka MENURUTKU hati adalah jendela diri.  Jendela yang bila terbuka lebar semuanya akan masuk. Yang bila tertutup rapat semut pun tak punya celah walau tuk menyelip. Tapi, bila dia diberi kisi, menyaring apa yang perlu, membatasi apa yang tak boleh, dan menyambut apa yang menghangatkan, maka akan menjadi sangat indah hati dan yang dititipi hati (kita dititipkan hati oleh ALLAH).
Sebuah hati mencerminkan pola tingkah yang sesuai dengan arahan hati pemiliknya.
Orang yang hatinya baik, apa-apa yang ia lakukan akan baik. Hati dan lidahnya akan terjaga. Hati yang baik membuat seseorang senantiasa warak (berhati-hati) dalam setiap tindak tanduknya. Saat hati senantiasa tertata, terpelihara, serta terawat dgn sebaik-baiknya, pemiliknya akan senantiasa merasakan lapang dan tenteram, tak pernah bermuram durja (bersedih terlalu lama). Kemana pun pergi dan dimana pun berada ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya.
Hatinya tertambat bukan kepada barang-barang yang fana, melainkan terpaut rindu pada Zat Maha Pemberi Ketenteraman, ALLAH Azza wa Jalla. Ia yakin bahwa hanya dengan mengingat dan merindukan ALLAH, dengan menyebut-nyebut nama-NYA tiap saat, hatinya akan tenteram. Tantangan apapun dan seberat apapun akan diterima dan dihadapinya dengan ikhlas. Hati yang terjaga akan menuntunnya menghadapi tiap titihan ujian dengan sunggingan senyum dan kelapangan dada.
Jadi, orang yang hatinya hanya tertambat pada manusia dan harta, hampir pasti takkan pernah merasa tenang dalam hidupnya. Orang yang hatinya hanya sibuk memikirkan dunia, mengejar kesempurnaan fana, hatinya akan sakit parah dan lama-lama akan mati. Misal, nih, kalau kita hobinya sibuuuk aja mempertahankan pacar (ups, pacaran itu ga boleh, ya? Dosa^^), hati terasa sakit, kan? Kalau kita sibuuuk aja mikirin gimana caranya mengejar-ngejar orang yang belum tentu jadi jodoh kita (PDKT ga syar’i jangan juga ^^v), malah pusing sendiri, kan? Mending kita selalu mengingat dan merindu ALLAH, hati bakal sedamai pantai dan seindah kembang. Murabbiyah pertamaku pernah bilang, saat kita coba sedikit saja merayu ALLAH dengan berjalan, ALLAH akan mendekati kita dengan berlari! Subhanallah!
Pembaca seiman yang kucintai karena ALLAH..
Sifat yang sangat dianjurkan untuk sebuah hati yang baik adalah kerendahan hati dan rasa syukur, sifat tawadhu dan senantiasa bersyukur lah yang seharusnya menguasai diri seorang muslim. Sebagaimana ALLAH firmankan :
“Dan hamba-hamba ALLAH Yang Maha Penyayang itu adalah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al Furqon : 63)
Juga saat Rasulullah bersabda, “Barang siapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka ALLAH akan mengangkat derajatnya, dan barang siapa mengangkat diri terhadapnya maka ALLAH akan merendahkannya. (HR. Ath-Thabrani)
Itulah sikap yang seharusnya orang berhati baik miliki dalam berjalan di muka bumi ini, rendah hati. Tak ada yang bisa kita banggakan, saudaraku. Tak ada. Semua yang baik itu datangnya dari ALLAH, kita sebenarnya hina bila ALLAH tak menolong kita. Hanya menjadi muslim lah kebanggaan kita, itu pun adalah juga karunia ALLAH, karena DIA memilih kita untuk menolong agama-NYA. (Alhamdulillah ^^) Orang-orang yang hatinya baik, takkan menggunakan nafsu (dan amarah) dalam bertindak, tidak ada gunanya kita pamerkan segala kebaikan kita. Orang menilai diri kita baik, itu karena ALLAH masih menutupi aib kita. (Mengingatkan diri sendiri lagi ><) Sungguh, ketika kita mengatakan diri kita baik, ALLAH akan segera menjatuhkan martabat kita. Sebagaimana yang Nabi katakan itu. Jadi, yuk sama-sama kita berhenti memamerkan kelebihan ^^b (Mengingatkan diri sendiri juga)
Selain itu, sebuah syukur juga penting tuh, biar hati tenang. Percayalah saudaraku, apapun yang ALLAH kasih untuk kita, itu adalah nikmat. ^^ ALLAH kasih rezeki? Nikmat itu, kan? Coba deh bersyukur, ALLAH akan tambahkan nikmat-NYA. ALLAH kasih sakit? Nikmat juga itu, ALLAH menghapuskan dosa-dosa kita, kan? Seperti yang Rasulullah sabdakan, “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit atau sejenisnya melainkan ALLAH akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya, seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari) Nah, apalagi coba yang kurang? Sakit aja nikmat, toh? ;)

Berlanjut ke : klik

[Cerita] Jadilah Bulan tuk Merindu Bumi

Posted by Unknown at 03.00 0 comments
Bismillaahirrahmaanirrahiiim.
Assalaamu’alaykum.wrh.wbr.
Kali ini aku mau mellow dikit, ah. Mau cerita, nih. ;) Sedikit tentang sebuah harapan. Sebuah penjelasan bahwa dalam hidup ini, tidak bisa kita hanya mengisinya dengan harapan saja. Tidak bisa hanya berkhayal, selalu bermimpi dan bermimpi. Setinggi bulan dan sebesar matahari. Tapi, pada akhirnya mimpi itu membawa kita tenggelam pada khayalan palsu yang memabukkan. Bahasaku agak sulit, ya. ^^’
Uhm. Mari kita perjelas. Kisah berikut ini isinya sebagian fiksi, sebagian non fiksi, sebagian argumentasi, dan tentunya sebagian kukutip langsung dari Alquranul Kariim, Maha Benar ALLAH dengan segala firman-NYA.
Suatu hari saat masih SMP, kita berangan menjadi pembaca puisi terkenal, tapi membayangkan diri ini menyanyi di depan kelas saja serasa sudah merontokkan seluruh badan. Bermimpi meraih juara umum, tapi waktu nonton bahkan lebih lama dari waktu belajar.
Di masa SMA, bermimpi mengikuti lomba Olimpiade Matematika tingkat Nasional. Uwh, cita-cita yang tinggi, mulailah kita mengumpulkan sekotak prestasi (kalau segudang kebanyakan) untuk meraih cita-cita itu. Tapi, usahanya masih kurang. Membeli satu buku pun rasanya beraaat sekali. Gimana  mau pinter?
Juga saat kita bermimpi mengikuti lomba English Debating di kancah internasional. Tapi bagaimana mungkin berani berkhayal hal itu akan terjadi padahal belajar ngomong saja tidak pernah? Terus saja berkhayal dan masih keep staying on the track. Merugi sekali kalau begitu.
Aku sendiri, saat kuingin menjadi penulis hebat dan sukses. Beraninya kubermimpi sementara aku tidak punya semangat untuk meraih itu. Lebih banyak takut gagal dibanding mengirimkan naskahku. Bermimpi dapat nilai A, tapi melamun lebih sering kulakukan daripada menghadap buku.
Kemudian saat beberapa waktu lalu kumengenal seseorang, terkagum-kagum dengan keluasan ilmu dan kemuliaan akhlak beliau. Dan ketika kuterbuai dalam harapan bahwa suatu saat nanti ada seorang ikhwan sebaik dan sehebat beliau datang mengetuk pintu hati ayahku, melamarku, menjadikanku istrinya, serta merta..
Aku terkaget!
Pantaskah kuberharap?
Tidak!
Ah, aku tak seindah itu untuk mengharapkan pangeran berkuda putih menyambut tanganku.
Dengan semua mimpi-mimpi itu (yang nyata atau tidak), aku akhirnya sadar. Bermimpi itu hanyalah untuk orang-orang bodoh dan gagal, jika tak diikuti usaha memperbaiki diri dan kiat memandang keadaan diri (baca: ngaca). Benar kata pepatah, bagai pungguk merindukan bulan.
Begitu pula halnya dengan saat kita bermimpi menjadi manusia tersukses di dunia, harus ada usaha yang kita lakukan untuk meraih itu. Saat kita bermimpi mendapatkan IP 4.00, harus ada waktu yang kita sisihkan untuk belajar.
Saat pingin dilamar pria berjanggut dan berwajah teduh, imam yang solih dan sabar, aku rasa alangkah pantasnya kita mengoreksi diri, pantaskah kita berharap begitu? Berharap meraih tempat setinggi 10 meter padahal tinggi kita semampai (semeter tidak sampai)?
SUBHANALLAH, baru pagi tadi aku mengalami sebuah kejadian, pukulan sangat telak menghujam hati kecilku. ALLAH telah menegurku. Sebuah teguran agar aku bercermin. Agar aku paham, jadilah putri untuk mengharapkan seorang pangeran, jadilah netbook untuk berteman dengan laptop. Dan jadilah Java untuk bersama dengan C++.
Analogi yang serta-merta aku sadari, saat kita berharap meraih tempat di salah satu deretan Jannah ALLAH. Tapi bila juz 30 saja tak hafal, bila solat sehari pas-pas 17 rakaat, lebih sering nonton bola daripada mengaji. Aku rasa tak pantas sekali rasanya berharap begitu.
Ah, kawan. Ntah kenapa aku menulis ini, tapi rasanya tak salah jika aku ingin berbagi. Agar tak hanya aku yang sadar, hidup ini tak seperti di negeri dongeng. Apa yang kita mau akan terjadi, apa yang kita pingin akan kita raih. Tidak, tidak begitu. Aku terenyuk mengingat kalimat yang kira-kira begini “Sesungguhnya ALLAH tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak mengubah nasibnya sendiri.”
Kita boleh bermimpi, tapi pertama pandanglah diri ini. Bercerminlah. Pantas tidaknya kita, itulah yang seharusnya memompa semangat kita untuk memperbaiki diri hingga kita sampai pada posisi yang kita citakan. Kutulis ini untuk diriku sendiri, dan saudara seiman.
ALLAHUAKBAR.. ALLAHUAKBAR..
Ampuni hamba-MU ya ALLAH, hamba dan saudara-saudara hamba.
Aamiiiin.
“Ketika kamu dalam kesulitan dan kemalangan, ingatlah janji Allah, Sungguh, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.sungguh, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Alam Nasyrah : 6-9)
“… Demi pena dan apa yang dituliskannya.” (Al-Qalam : 1)
Semoga kita senantiasa berkaca dan memperbaiki diri. Semoga bermanfaat. ^^

(motivasi) Untukmu yang Lelah Berjuang

Posted by Unknown at 02.54 0 comments
“ALLAH telah menjanjikan kepada orang yang beriman dan beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al Maidah : 9)
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalaamu’alaykum.wrh.wbr.
Saudaraku.
Pernahkah kita merasa lelah akan perjuangan menolong agama ALLAH? Pernahkah hati ini terasa sangat sakit, lebih sakit dari rasa disayat sembilu? Dicela karena berusaha berbuat baik, dihina karena dianggap naif. Dijauhi karena “berbeda”, dianggap aneh karena “menunduk”, dan seterusnya. Ingin sekali rasanya hati ini marah. Teriak sekeras-kerasnya! Dan mengatakan “Inilah ISLAM!”.
Saat kita ingin berubah, saat kita ingin berbuat baik, banyak sekali kadang rasa sakit dan kerapuhan yang harus kita lewati. Dianggap “norak” lah, “beda” lah, “sok baik” lah, atau sejenisnya. Saat kita berusaha menundukkan pandangan, hati harus terluka dengan cemoohan “cari uang jatuh”. Saat ukhtiy jilbabnya panjang dan syari, tak jarang fitnah “fanatik” muncul. Saat kita membawa juz 30 ke mana-mana, malah disindir “Baca komik, ye?”. Apapun yang kita usahakan untuk ALLAH, masih saja dianggap salah oleh orang yang lari dari rahmat-NYA.
Begitulah saudaraku, begitulah yang harus kita bayar untuk melihat wajah ALLAH di jannah-NYA. Begitulah yang harus kita perjuangkan jika kita mengharapkan nikmatnya salsabila (mata air surga). Begitu pulalah “ciri” yang harus kita alami untuk menjadi orang-orang yang sedikit itu, orang-orang yang disayangi dan dilindungi oleh ALLAH.
Ingatkah kau saudaraku, ALLAH sendiri yang berfirman :
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan ALLAH?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan ALLAH itu amat dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)
Subhanallah, Subhanallah, Allahuakbar.
Begitulah sebenarnya yang harus dialami oleh orang-orang yang mencintai ALLAH. Aku, saat aku merasa susah dan sedih, kuingat kata seseorang yang sangat aku hormati, “Calon penghuni syurga itu harus mengalami banyak ujian, ukh.” Selalu kuingat itu tuk menghibur hati lemahku, dan mengingat ALLAH membuat hati ini terasa tenang. Percayalah, saudaraku. Percayalah, ALLAH memilih kita untuk menolong agama-NYA.
Saudaraku.
Adakah, kita lihat kembali masa silam, saat Nabi Ayyub harus menderita sakit sedemikian parah dan lama, diuji oleh ALLAH? Saat Bapak para Anbiya (Nabi Ibrahim) harus dibakar, harus diuji untuk menyembelih anaknya sendiri? Saat Rasulullah dicaci, dimaki, dilempari dan dikejar-kejar oleh kaum kafir, untuk mendakwahkan agama ALLAH? Apakah sudah sebanding dengan perjuangan kita, ukh, akh? Subhanallah. Semoga kita termasuk golongan-golongan yang kuat juangnya. Aamiin.
Mari kita telaah saat ALLAH berfirman di sini :
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang AKU, maka (jawablah), bahwasanya AKU adalah dekat. AKU mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-KU, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-KU) dan hendaklah mereka beriman kepada-KU, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah : 186)
Subhanallah, Subhanallah, Allahuakbar.
Begitu dekatnya ALLAH, ukhtiy, akhiy. Begitu dekatnya DIA, bahkan lebih dekat dari urat leher kita. Begitu dekatnya pertolongan ALLAH, hingga tak sanggup kita bayangkan betapa indahnya jalan hidup yang ALLAH siapkan untuk kita. Betapa bahagianya menjadi muslim, saudaraku, ALLAH bersama kita setiap saat, menemani kita saat sedih, menyemangati kita dengan ayat-ayat-NYA. Subhanallah, subhanallah. Hati ini bergetar menuliskannya.
“Dan sesungguhnya KAMI jadikan apa saja yang ada di muka bumi ini sebagai hiasan baginya, supaya KAMI uji siapa di antara mereka yang paling baik amalnya.” (QS. Al Kahfi : 7)
Subhanallah. Subhanallah. Tak henti-hentinya kita di-“semangati” oleh-NYA. Betapa luas nikmat-NYA, betapa indah janji yang DIA patrikan untuk kita, ukhtiy, akhiy. ALLAH begitu sayang pada kita, hingga diberi-NYA-lah kita banyak cobaan dan ujian, agar DIA loloskan kita dalam “USM” ke Jannah-NYA. Aamiin. Aamiin, ya, Rahmaan. Aamiin.
Di saat hati ini serapuh kapur
Di saat tak ada teman pinjamkan bahu
Di saat lidah tak sanggup lagi bertutur
Di saat itulah, harusnya kita tak ragu
ALLAH bersama hamba-NYA, saudaraku
Menemani setiap titihan langkahmu
Hingga kapanpun tak lain kita bersyukur
Oh, ALLAH-ku
Kuatkanlah, kuatkanlah saudara-saudaraku
Berikanlah mereka asa juang yang kukuh
Berikanlah azzam tuk terus berjuang untuk-MU
Uhibbuka, Robbii..
Uhibbukunna, saudariku
ALLAH takkan jauh
ALLAH takkan lupa padamu

Tetap semangat! \(^.^)/

[Renungan] Jika Allah Tidak Ridho, untuk Apa?

Posted by Unknown at 02.49 0 comments
“Bila diri ini cantik dan indah, rambut seindah sutra, kulit sewangi mawar..Tapi tak dihijab, malah dipamerkan, berlomba-lomba dengan yang lain menampakkan cantik tubuhnya..
Jika Allah tidak ridho, untuk apa, Mbak..? Hanya menambah dosa..”
“Bila harta ini penuh dan melimpah ruah, tak habis pula tujuh turunan..Tapi jika didapatkan dari mencuri, memfitnah, menjilat.. Haram asalnya..Tidak pernah pula dibersihkan..
Jika Allah tidak ridho, untuk apa..? Hanya sia-sia saja..”
“Bila badan ini kuat dan sehat, tak rapuh walau diserang badai dan wabah..Tapi tak dimanfaatkan untuk bekal akhirat..Sibuk dengan kegiatan tak bermanfaat, sajadah pun tak pernah dibuka dari lipatannya..
Jika Allah tidak ridho, untuk apa juga..? Hanya kenikmatan dunia saja..”
“Bila diri ini tampan, seakan menjadi Yusuf abad global.. Menjadi idola kaum hawa..Teman berjibun dan berjamur.. Tapi bila tampan hanya digunakan untuk meray wanita yang bukan istrinya..
Jika Allah tidak ridho, untuk apa,Mas..? Tak lain selain berzina..”
“Bila dunia serasa surga, semua ada dan serba mewah.. Apa-apa yang diinginkan tinggal gesek kartunya ..Tapi jika tidak solat, sehari malah kurang dari 17 rakaat.. (Kecuali ikhwan pada hari jumat, akhwat saat tamu datang)
Jika Allah tidak ridho, untuk apa..? Hanya menggiring ke lidah neraka..”
“Bila pintar sejenius ilmuan, semua nilai tak ada lain selain A.. Terkenal karena kejeniusannya.. Tapi jika Alquran bahkan berdebu dan mengusang di atas meja..
Jika Allah tidak ridho, untuk apa..? Kecerdasan yang buta..”
“Bila benar kita bahagia, senang dengan kenikmatan dunia.. Bahagia dengan cinta orang sekitar kita..
Tapi jika cinta Allah tak sedikit pun kita kejar.. Untuk apa..?”
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Kita hidup untuk meraih ridho Allah, cinta-Nya yang lebih besar dari cinta terbaik di dunia ini.. Bila hidup begitu, akan terasa sangati ndah, sesusah apa pun, sesulit apa pun.. Allah takkan meninggalkan kita.. Tak ada yang lebih indah dari Sang Maha Cinta..

Sedikit muhasabah bersama. ^^

(motivasi) cara Allah menyayangi hamba-Nya

Posted by Unknown at 02.38 0 comments
“Tidak ada satu rizki yang ALLAH berikan kepada seorang hamba
yang lebih luas baginya daripada sabar.” (HR. al-Hakim)

Innallaaha ma’ashshabiriin..
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalaamu’alaykum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Ukhtiy.. Dalam perjalanan hidup ini.. Selalu ada masa rapuh, gagal, sedih, dan putus asa.. Masa itu..
Ialah ketika rasanya badan telah remuk dalam juang. Hati telah tersayat-sayat dalam sabar. Kepala berdenyut dalam lelah. Seluruh daging terasa pegal dalam keletihan. Keringat telah mengering sebelum sempat tangan menyapu. Bahkan mungkin, air mata telah tersihir menjadi sungai..
Itulah cerita bagi kita, yang kadang lelah berjuang, dalam mempertahankan semangat dan keyakinan. :)
“Iman terbagi dua, separuh dalam sabar dan separuh dalam syukur.” (HR. Baihaqi)
Saudaraku, memang kadang cerita kita tak sama dengan mereka yang terlihat lebih beruntung dari kita. Mungkin terasa, cerita sedih selalu menyempatkan diri mampir di kehidupan kita. Entah dengan cara yang tak biasa, atau tiba-tiba saja datang tanpa peringatan. Entah berupa tak ada uang, tak ada teman, tak ada keberhasilan, atau sekadar tak ada alasan untuk tersenyum.
Kadang, kita merasa apa yang kita perjuangkan tak kunjung menampakkan wujud. Apa-apa yang kita lakukan sia-sia saja. Rasa itu kadang muncul, entah dalam bentuk kegagalan (keberhasilan yang belum tampak), ketidakhirauan khalayak, cemoohan mulut manusia lain, atau mungkin hinaan. Atau fitnah.
Terlebih-lebih.. Ketika kita telah berusaha sekuat tenaga melakukan yang terbaik, mata kanan manusia lain selalu saja tertutup untuk menilainya dengan baik pula. Walau kita tahu, tidak ada alasan untuk berhenti berniat dan berbuat baik, walau dunia tidak berpihak. Tapi mungkin, rasa lelah dan bosan itu selalu punya cara merasuki hati dan pikiran kita.
Kadang, kita merasa tiada teman untuk berbagi. Tiada teman yang mengerti apa yang kita rasa. Tiada teman untuk sekadar dipinjam pundaknya. Semua masalah dan pikiran seakan-akan mengelindan jadi satu di kerangka kepala dan rongga dada kita. Sendirian kita menanggungnya..

Lalu, bersedih adalah cara terwajar yang kita lakukan dalam menghadapi semua alasan untuk mengatakan, “Ah.. Aku lelah..”.
Saudaraku yang baik, selalu ada ALLAH Yang Mahabijak. Selalu ada ALLAH. Insya ALLAH. ALLAH Maha Penyayang, dan cara ALLAH menyayangi berbeda dengan cara manusia. Dari jumlah yang tak terbilang, setiap hamba-Nya ini disayangi-Nya dengan cara-Nya. Khusus. Eksklusif. Dan kadang menghadirkan kejutan yang tak pernah mampu kita nyana.
Dan jika ALLAH Mencintai, semuanya terasa indah, bersama-Nya.. :)

Begitu pula dengan yang hendak ana sampaikan. Mungkin, rasa lelah yang kerap datang menghampiri sela perjuangan ini adalah bentuk kasih sayang ALLAH pada kita. Mungkin, rasa rapuh menghadapi kegagalan adalah bentuk kasih sayang ALLAH pada kita. Dan mungkin, rasa sedih karena merasa sendiri juga bentuk kasih sayang ALLAH pada kita. Bentuk itu dianggaikan dalam lima huruf paling tulus; rindu..
ALLAH rindu kita menyebut nama-Nya ketika lelah, rapuh dan sedih datang bertandang. ALLAH rindu wangi hamparan sajadah malam kita ketika napas terasa berat dan sesak. ALLAH rindu, pada kerinduan kita pada-Nya ketika cerita hidup macam tak berpihak pada kita..
Pergilah pada hambaku lalu timpakanlah berbagai ujian padanya karena Aku ingin mendengar rintihannya.” (HR Thabrani dari Abu Umamah)

Begitulah, Saudaraku.. Cara ALLAH menyayangi kita. Rintihan perih dalam sedih, bisa jadi bentuk cinta yang nyata dari-Nya. Bentuk kerinduan. Bentuk kasih sayang Yang Maha Penyayang.. :)
Mungkin baik kita perhatikan sejenak sekitar kita. Mungkin ada, yang sepertinya tak perlu berusaha banyak untuk dapat meraih sebuah kata sukses. Mungkin ada, apa-apanya dia punya, tinggal kedip mata. Mungkin ada, yang sangat mudah mendapatkan apa yang hampir tak mungkin kita dapatkan.
Sedih? Mungkin..
Tapi mungkin, ALLAH membiarkannya berbahagia di dunia? Entah itu bentuk ujian ALLAH untuknya? Apa masih mampu ia menebalkan iman di dada ketika semua kesenangan telah ada di depan mata? Apa ia masih ingat untuk bersyukur dengan berbagi? Entah.. Mereka yang tahu jawabannya.
Lantas, mungkin begitu pula cara ALLAH menjamin tiket syurga untuk kita? Dengan ujian yang mungkin ‘terasa’ jauh lebih berat dari yang lain? Dengan cerita yang jauh lebih perih dari yang lain? Dengan kisah, di mana ingatan hamba selalu pada-Nya? Maka bukankah itu tandanya Ia sayang pada kita, Saudaraku?
Bagaimana dengan mereka yang hatinya tak pernah ALLAH ketuk barang sekali? ALLAH biarkan mereka terlena dengan kesenangan dunia, dengan kekosongan iman di dadanya. ALLAH tak pilih mereka untuk menikmati nikmat terindah; Islam. ALLAH pilih kita, untuk sebuah janji yang nyata dari-Nya; syurga..
Ah.. Bolehlah ana ingatkan, diri antum dan diri ana pribadi. Mari kita bersyukur.. Setiap tangkai kisah hidup selalu punya makna. Selalu ada rahasia di balik cerita yang dirangkai-Nya. Maka cerita kita sekarang adalah sebuah nyana bahwa ALLAH masih peduli, masih berkenan mengurusi kita. Masih berkenan mengasah kesabaran, keikhlasan, kekuatan, keimanan dan ketaqwaan kita. Masih merindu, masih menyayangi kita..
Namun mungkin, dengan cara yang berbeda.. :)

Yuk, mari kita bangkit. Mari kita semangat. Apapun yang terjadi jangan pernah rasa putus asa kita biarkan bersarang di hati kita. Mari kita haramkan air mata keputusasaan menggantikan air mata kesedihan. Mari kita tanamkan di hati kita.. Bahwa..
“Laa tahzan.. Inallaaha ma’ana..” (Q.S. at-Taubah:40)

Semoga bermanfaat :)

(renungan) Ketika Aku Jatuh Cinta - Part 2

Posted by Unknown at 02.08 0 comments
Biar mudeng, minta tolong baca yang pertama dulu ^___^v

Na’am, cinta sangat dianjurkan dalam Agama-Nya. Namun, sekali lagi ana ulang, cinta yang seperti itu akan ada setelah waktunya tiba. Kini kita hanya harus bersabar dalam usaha, bukan usaha tidak sabar. Daripada ALLAH marah, murka karena kita membutakan diri dengan cinta yang bukan karena-Nya, tidak halal dan “maksa”. Karena ketahuilah,

Asma’ binti Abu Bakar meriwayatkan, suatu saat beliau mendengar Rasululloh Shollollohu ‘Alayhi Wasallam bersabda, Tidak ada seorang pun yang lebih pencemburu, daripada ALLAH ‘Azza Wajalla.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Wah, kalau seharian kita mikirin si diaa mulu, tiap saat ingat diaa terus. Sampai lupa makan lupa mandi, apa itu menyenangkan ALLAH? Tidak.. ^^ Rasanya semua sudah menangkap maksud ana, cinta yang halal adalah pilihan terbaik ‘tuk dijalani. Cinta yang karena-Nya, adalah jalan terbaik ‘tuk ditapaki.

Tengoklah kisah Rasululloh Shallollohu ‘Alayhi Wasallam yang sangat mencintai isterinya ‘Aisyah binti Abu Bakar. Beliau bahkan menyapanya Humaira’ (yang kemerah-merahan). Mesra, kan? :) Apa sih yang menyebabkan kekukuhan cinta beliau? Ya benar, karena itu karena-Nya, dan dijaga pula oleh-Nya. Sungguh, cinta yang kukuh, hanya akan ada dari cinta yang datang dan dipelihara karena ALLAH. Bukan karena cantik, karena cerdas, kaya, keren, atau karena nafsu. Hanya karena ALLAH saja.

“Barang siapa memberi karena ALLAH, menolak karena ALLAH, mencintai karena ALLAH, membenci karena ALLAH, dan menikah karena ALLAH, maka sempurnalah imannya.” (HR. Abu Dawud)
Ya, semua adalah karena-Nya, bukan yang lain. Pun cinta, mencintai karena ALLAH. Cintailah orang yang menempatkan ALLAH di posisi paling eksekutif di hatinya, hingga dialah yang ‘kan membantu kita ‘tuk lebih dekat dengan-Nya. Karena nanti, di akhirat kelak, ALLAH akan menagih cinta yang kita miliki dan pertahankan. Tentang hal yang kita rasa karena-Nya.
 “Sesungguhnya ALLAH Subhanahu Wata’ala mengatakan pada hari kiamat akan memanggil, ‘Manakah orang-orang yang saling mencintai hanya karena Aku? Pada hari ini Aku akan melindungi mereka di hari yang tidak ada tempat berteduh dan berlindung kecuali perlindungan-Ku.’ ” (HR. Muslim)

Tidak hanya itu, ALLAH telah berjanji untuk mereka yang mencintai manusia karena ALLAH (yang tentunya cinta tertinggi di hatinya adalah untuk-Nya). Rasululloh Shallollohu ‘Alayhi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya ALLAH Ta’ala berfirman – dalam Hadis Qudsi:
“Barangsiapa memusuhi kekasih-Ku, maka Aku memberitahukan padanya bahwa ia akan Kuperangi – Kumusuhi. Dan tidaklah seseorang hamba-Ku itu mendekat pada-Ku dengan sesuatu yang amat Kucintai lebih daripada apabila ia melakukan apa-apa yang telah Kuwajibkan padanya.
“Dan tidaklah seseorang hamba-Ku itu mendekatkan pada-Ku dan melakukan hal-hal yang sunnah sehingga akhirnya Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya, Akulah yang sebagai telinganya yang ia gunakan untuk mendengar, Akulah matanya yang ia gunakan untuk melihat, Akulah tangannya yang ia gunakan untuk mengambil dan Akulah kakinya yang ia gunakan untuk berjalan.
“Andaikata ia meminta sesuatu pada-Ku, pastilah Ku-beri dan andaikata memohonkan perlindungan pada-Ku, pastilah Ku-lindungi.” (Riwayat Bukhari)
Subhanallooh.. Begitu manis gambaran betapa dahsyatnya kasih sayang yang ALLAH hidupkan di tiap hati hamba yang mencintai-Nya. Janji ALLAH begitu hebat dan menggoncangkan raga dan jiwa.
Duhai saudaraku.. Cinta yang dahsyat itu tidak akan pernah kita temui pada siapapun yang kita “inginkan” saat ini, pada siapapun yang kita “angan-angankan” sekarang. Kasarnya, tidak akan pernah kita raih kebahagiaan sejati dari cinta yang sebenarnya lebih tepat dibilang “nafsu”.
Karena cinta yang kukuh, agung dan barokah, hanya akan didapatkan setelah kita mencintai-Nya, menjaga hati untuk-Nya, dan mencintai selain-Nya karena-Nya juga.. Karena ia yang mencintai kita dengan sebenar-benar cinta, adalah yang tidak akan pernah “meminta” sebelum ijab dan qobul terikrarkan di antara kita dengannya. Cinta yang baik itu, datang dari ia yang lebih khawatir akan kemurkaan ALLAH daripada kemurkaan manusia.
Saudaraku, yuk, sama-sama kita renungkan. Jika ada seseorang yang terlampau dekat dengan kita, ketahuilah bahwa syaithon sedang bermain-main di kepala kita. Terus menggerayangi kita untuk berbuat dosa, menjerumuskan diri kita dan ia yang kita “cintai” dalam gelimang lumpur ketidakhalalan. Sampai akhirnya ALLAH cemburu, murka dan tidak mempedulikan kita lagi.. Astahgfirullooh..
Saudaraku, sabarlah dengan sebenar-benar sabar, karena janji ALLAH setelah sabar itu jauh lebih indah dari apapun yang terlihat indah dari ketidaksabaran yang dipaksa indahnya.. Insya ALLAH..
Desty Lilian, Sabtu, 5 Juli 2014, 16:12pm
Yang masih berusaha memperbaiki diri

(Renungan) Ketika Aku Jatuh Cinta - Part 1

Posted by Unknown at 02.07 0 comments
Bismillaahirrohmaanirrohim.
Assalaamu’alaykum warohmatulllooh wabarokaatuhu.

Saudaraku, izinkanlah ana menuliskan sedikit tentang sebuah rasa, rasa aneh yang bersemayam di hati tiap-tiap diri. Mari kita bicara sedikit tentang cinta. Lebih tepatnya perihal yang terjadi saat kita memaksakan hal super rumit bernama cinta ini. ;)
Cinta, uhm.. Siapa sih yang tak kenal cinta? ;) Ntah itu love, mahabbah, ai, sarang, apapun. Rasanya semua tahu apa itu cinta, hubungan batin antara sepasang anak manusia. Kata orang, manusia tidak bisa hidup tanpa cinta. Kata Nasionalis Legendaris dari India, Mahatma Gandhi, “Where there is love, there is life.” Kata Safira Khansa, “Jika aku jatuh cinta, maka itu haruslah saat aku telah memiliki seorang yang halal bagiku.” 

Sedangkan firman Sang Penguasa Cinta:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholih,
kelak ALLAH Yang Maha Pemurah
 akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.”
(Q.S. Maryam: 96)

Saudaraku.. Tiap titik di dunia ini adalah dari ALLAH, pun akan kembali pada-Nya. Termasuk di dalamnya cinta, datang dan pergi atas kehendak-Nya. Then, what is that, love? Mungkin bisa dibilang, seperti kata orang, “Love is something easy to feel, but impossible to define.” ^^ I don’t really know, hhe.

Hm, pernah baca hadits ini?

“Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu tapi kau pasti mati.
Berbuatlah sekehendakmu tapi kau pasti dibalas.
Dan cintailah siapapun yang kau mau
tapi engkau pasti berpisah dengannya.” (HR. ath-Thabrani)

Waah, sebuah sindiran hebat bagi kita yang tak sabar dalam menjalin cinta. Sindiran yang sangat pas ‘tuk menggambarkan betapa seharusnya kita bersabar, menanti cinta yang halal. Walau kadang rapuh, tapi itu jauh lebih mudah dan barokah daripada memaksakan diri menjalin cinta yang tak kenal arah. ^^ (Tahulah ya, maksud ana, ntah itu pa**ran, HTS, TTM, apapun istilahnya)

Kenapa Kadang Kita Tidak Sabar?
Takut tidak dapat jodoh? Hm, moso sih? Mungkin lebih tepat dikatakan bahwa “hal itu” dilakoni oleh mereka yang tidak mau meyakini Kekuasaan dan ketetapan ALLAH. Maksa. Takut “Si dia diambil orang”. Duhai, telah Rasululloh ajarkan pada kita :

“Sesungguhnya perempuan diciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok), (sehingga) dia tidak bisa terus-menerus (dalam keadaan) lurus jalan (hidup)-nya.” (HR. Muslim no. 1468)

Yup, betul sekali. Sangaaat jarang diingat, jodoh itu takkan tertukar, apalagi hilang. Perempuan (Hawa) itu, diciptakan dari tulang rusuknya laki-laki (Nabi Adam ‘Alayhi Salam), jadi tidak mungkin seorang ikhwan (laki-laki) memaksakan diri mencocokkan tulang rusuk orang lain dengannya. Katakanlah begini, ia mencoba memiliki hal yang “bukan haknya”, atau belum menjadi haknya, ya tidak bisa..
Demi ALLAH Yang Maha Menguasai hati, ana mengingatkan kita (termasuk ana pribadi), bahwa tiap-tiap kita telah disiapkan jodoh, langsung, eksekutif dari ALLAH. Telah dikabarkan-Nya pada kita:
“Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan.” (Q.S. an-Naba’: 8)
Nah tu, ALLAH telah menjamin, kenapa kita takut? Kenapa ragu? Satu ayat ini saja rasanya sudah cukup ampuh untuk menguatkan kita berjuang sendiri dulu. Insya ALLAH..

Saudaraku.. Jangan kau khawatir, adalah keniscayaan bahwa jodoh yang ALLAH pilihkan untuk kita akan datang merangkul kita, ialah yang terbaik & terindah, dan tidak akan meninggalkan kita. Ialah tempat berteduh bila hati terasa penat, tempat bersandar bila kepala terasa berat, dan tempat berlabuh bila batin sedang tertatih. Kini, tinggal bagaimana cara kita menantinya, menunggunya dengan sabar dan tabah. Insya ALLAH..
Ya, tidak banyak di antara kita yang mampu (baca: mau) bersabar menanti pujaan hati sejati. Saudaraku yang baik, ingatlah ini selalu (mengingatkan diri sendiri juga), bahwa:
… Sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) ALLAH itu, pasti datang” (Q.S. al-‘Ankabuut : 5)
Sudah pasti itu. Mau di ujung Samudera atau di puncak Himalaya, akan datang masa indah bertemu si cinta. Insya ALLAH..

Terus, Piye dong, Mbak?

Telah pasti datangnya ketetapan ALLAH, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)-nya.” (Q.S. an-Nahl : 1)
Itulah sebuah potongan kalam ALLAH yang menjelaskan kepada kita, bahwa akan ada masa saat harapan kita jadi kenyataan. PASTI. Akan ada waktu saat kita menikmati buah pohon kesabaran kita, Saudaraku. Segala sesuatu di dunia ini indah, sungguh. Namun pada waktunya.
Jadii.. Mari jadikan sabar sebagai pilihan kita..
“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu…” (Q.S. al-Baqarah : 45)
Lantas, apa ini artinya ana menentang cinta? Wah tidaak. Rasululloh saja tidak pernah melarang,
Tidak beriman diantara kamu hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, an-Nasai, Ibnu Maajah, Ahmad)


 

Desty Lilian Rosana Putri Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea