Lumpy Space Princess - Adventure Time

Sabtu, 08 Juni 2013

Seikat mawar

Posted by Unknown at 04.27 0 comments



Sosok Aisyah memandangi selembar foto keluarganya yang sempat ia genggam bersama seikat mawar. Sesaat gadis kecil itu diam terpaku, jatuh telungkup dengan kaki terpendam pasir serta bebatuan dari bangunan rumah yang disinggahinya. Tepat di daerah Malioboro, pagi itu. Pada akhir bulan Mei tahun 2006, beberapa daerah tiba-tiba dihancurkan oleh gempa 5,9 skala ritcher yang membabi buta.

Sebuah tangan menembus dari balik reruntuhan, dan Aisyah tahu benar siapa pemilik tangan yang menyembul keluar dari dalam reruntuhan itu. Sebuah cincin yang selalu melekat di jari manis seorang wanita yang sangat dikagumi dan dihormatinya. Tangan halus yang terbalut dengan balutan pasir, seolah menunjukkan sebuah tanda bahwa ibundanya berada di sana. Gemetar tubuh Aisyah saat menemukan posisi jasad ibundanya yang tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Ia menengadahkan kepala ke atas, tepat pada langit-langit rumah yang tengahnya telah berlubang. Lubang yang besar dan reruntuhan itu mengenai tubuh ibunya.”Allah, Aku ikhlaskan kepergian beliau, jadikan kematian ibuku khusnul khatimah aamiin.” Lalu disematkannya seikat mawar putih layu itu di tangan ibunya.

SEKOLAH DAMBAANKU

Posted by Unknown at 04.14 3 comments






  1. GURU

Pendidikan di Indonesia saat ini sepertinya sedang berada dalam keterpurukan. Guru yang seharusnya merupakan peran utama dalam pendidikan, namun sepertinya tidak peduli dengan bagaimana pendidikan kita sekarang. Sebagian besar dari mereka hanya memikirkan gaji dan kehidupan mereka sendiri tanpa memikirkan masa depan murid dan proses pembelajaran yang baik bagi murid-muridnya. Dalam proses pembelajaran dibutuhkan sikap profesional seorang guru agar dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang terbaik. Adapun menurut saya guru profesional adalah:

1)       guru yang menyadari perannya sebagai “GURU”. Bukan hanya sekedar sebuah profesi penghasil uang.

2)       Guru yang dapat menciptakan suasana nyaman dan menyenangkan.
Dengan hal itu, otomatis para murid akan lebih berkonsentrasi pada proses pembelajaran mereka. Pelajran yang sukar pun akan lebih mudah diserap dan dimengerti oleh siswa.

3)       Guru yang disiplin. Guru adalah contoh bagi murid-muridnya. Maka dari itu kedisiplinan seorang guru pun akan ditiru. Bila gurunya saja tidak dapat bersikap disiplin, bagaimana bisa guru mengajarkan kedisiplinan pada murid? Contoh-contoh kecil yang terjadi di lingkungan sekolah adalah seorang guru yang pada waktu itu seharusnya mengajar di kelas, namun entah kenapa ia malah hanya memberi tugas pada murid sedangkan dia malah sedang santai di kantin. Sehingga perbuatan buruk itu ditiru oleh muridnya. Mereka berpikir, kalau guru saja boleh membolos, mengapa muridnya tidak boleh?

4)       Guru yang selalu memberikan motivasi positif pada murid.
Motivasi positif pastinya akan membuat murid lebih bersemangat dalam proses pembelajarannya. Namun, sekarang jarang sekali motivasi positif itu terlontar dari guru, justru mereka memberi kata-kata negatif yang akhirnya akan menghancurkan semangat belajar para murid. Contohnya adalah seorang guru dengan mudahnya meremehkan muridnya hanya karena murid tersebut mendapatkan nilai jelek dalam ulangannya. Tanpa disadari, hal seperti ini akan menjatuhkan semangat belajara murid. Yang tercetak dalam otak murid adalah ”aku tidak bisa dan aku selamanya akan tidak bisa.”

5)       guru yang tidak mencampurkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Terkadang, beberapa guru biasanya membawa emosi yang mereka dapatkan dari luar sekolah. Seringkali para murid menjadi pelampiasan atas masalah yang gurunya hadapi. Guru iru marah-marah tidak jelas dan membuat jam pelajaran terpotong. Hal ini jelas tidak baik dan merugikan murid.





  1. FASILITAS SEKOLAH
Meskipun sudah ada landasan dalam meningkatkan kualitas serta mutu pendidikan, namun masih banyak sekolah yang tidak mampu mengembangkan kemampuan serta ketrampilan siswanya. Banyak siswa berpotensi yang tidak mampu menggali kemampuannya akibat tidak memadainya infrastruktur sekolah. Berikut saya akan memberikan contoh-contoh tentang tidak memadainya infrastruktur sekolah:

1)       dalam ilmu sains, siswa dituntut berpikir kritis serta menerapkan aplikasi dari teori yang diberikan. Persediaan fasilitas laboratorium sangat dibutuhkan untuk menunjang tuntutan tersebut. Namun, minimnya fasilitas yang tersedia di daerah luar jangkauan seperti Lombok Utara membuat siswa tidak mampu mengimplementasikan teori yang telah ia dapatkan. Bahkan, sebagian besar sekolah dasar dan menengah pertama di Indonesia tidak mempunyai fasilitas tersebut untuk mendukung perkembangan siswa dalam melakukan uji praktikum.

2)       kemajuan teknologi dan komunikasi yang menjadi bentuk perkembangan era modern juga merupakan sorotan baru terhadap perkembangan pendidikan dalam sebuah sekolah. Sebagai sarana informasi, komputer merupakan media utama yang wajib dimiliki setiap sekolah. Namun, fakta menunjukkan bahwa masih banyak sekolah dasar hingga menengah ke atas di daerah pelosok tidak mendapatkan semua itu. Pembelajaran seperti IT yang seharusnya didapatkan sejak memulai pendidikan sekolah dasar harus diulang untuk dibiasakan saat mereka menginjak SMA. Sebagai akibat dari semua itu, banyak siswa tak mampu mengakses informasi lebih untuk meningkatkan wawasan mereka.

3)       Sebagai sarana pokok dalam sebuah pembelajaran, perpustakaan juga jarang ditemukan dalam sebuah sekolah yang berada di daerah pedesaan. Tempat yang menjadi penyimpan ratusan bahkan ribuan buku itu tidak dihiraukan oleh pihak sekolah dan pemerintah. Siswa yang membutuhkan banyak tambahan ilmu menjadi pasif atas hal tersebut. Padahal, semua wawasan baru yang diperlukan oleh para siswa dapat dijangkau melalui pembangunan perpustakaan.

4)       Menjadi pusat dalam setiap proses pembelajaran, ruang kelas bahkan mempunyai kualitas tak layak untuk dijadikan ruang pembelajaran. Atap serta dinding yang roboh merupakan suatu bukti bahwa tidak adanya kepedulian dari pemerintah untuk memperbaiki infrastruktur disana. Protes yang diajukan oleh lembaga sekolah bahkan tidak menuai renspon dari pihak pemerintah. Dengan adanya kondisi seperti ini, banyak siswa tidak mampu mengikuti pembelajaran dengan baik akibat ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

Melalui koordinasi yang baik antara pemerintah dengn pihak sekolah, maka akan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan pemerintah, sekolah berhak mengajukan pendanaan kepada pemerintah. Menghindari adanya kejahatan korupsi yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap dana yang seharusnya digunakan untuk pembiayaan fasilitas sekolah juga merupakan sebuah cara untuk memperbaiki kualitas infrastruktus sekolah.



  1. HUBUNGAN GURU DAN ORANG TUA

Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah (guru) dan orang tua. Dengan demikian, semua pihak yang terkait harus senantiasa menjalin hubungan kerjas sama dan interaksi dalam rangka menciptakan kondisi belajar yang sehat bagi murid. Berikut merupakan contoh-contoh hubungan kerja sama antara guru dan orang tua dalam rangka meningkatkan aktivitas belajar murid:

1)       adanya kunjungan ke rumah anak didik
kunjungan ke rumah anak didik dapat memberi kesempatan kepada guru mengobservasi langsung cara anak didik belajar dapat memberikan motivasi kepada orang tua untuk lebih terbuka dan dapat bekerja sama dalam upaya memajukan pendidikan anaknya.

2)       surat menyurat antara sekolah dan keluarga
surat menyurat diperlukan untuk perbaikan pendidikan anak didik, seperti surat peringatan dari guru kepada orang tua jika anaknya perlu lebih giat, sering membolos, sering berbuat keributan dan sebagainya.

3)       adanya nilai raport
raport dapat dipakai sebagai penghubung antara sekolah dengan orang tua. Sekolah dapat memberikan surat peringatan atau meminta bantuan orang tua bila hasil raport anaknya kurang baik atau sebaliknya jika anaknya mempunyai keistimewaan dalam suatu mata pelajaran, agar dapat lebih giat mengembangkan bakatnya atau minimal mampu mempertahankan apa yang sudah diraihnya.

  1. BENTUK UJIAN KELULUSAN

Dengan berbagai kritik dan polemik yang terjadi selama ini, pemerintah bersih kukuh untuk tetap melaksanakan UN sebagai satu-satunya penentu kelulusan sekolah secara merata di seluruh Tanah Air dengan dalih pengendalian dan peningkatan mutu pendidikan.

Padahal, ada persoalan mendasar yang selama ini belum teratasi, yakni ketimpangan kecerdasan dan kemampuan sangat menganga antara siswa yang tinggal di perkotaan dan di tempat-tempat terpencil, serta antara siswa dari kalangan berpunya dan siswa dari kalangan miskin.
Masalah ketimpangan ini seharusnya dijembatani dahulu oleh pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan nasional sebelum memeratakan standar evaluasi pendidikan sehingga terdapat keadilan yang sama bagi anak-anak bangsa untuk mendapatkan pendidikan.
Terlepas dari penundaan UN tahun ini, pemerintah sudah seharusnya mengkaji ulang standar evaluasi pendidikan serta mempertimbangkan kembali bahwa UN sebagai satu-satunya penentu kelulusan siswa. Alih-alih meningkatkan mutu pendidikan, jika pelaksanaan UN saja tidak pernah beres, bangsa ini akan tetap menjadi bangsa tertinggal dan terbelakang, dan ini akan diuji nanti setelah 20 hingga 50 tahun kedepan akan seperti apa pemimpin bangsa ini. Oleh sebab itu, menjembatani kesenjangan sosial serta membenahi fasilitas pendidikan, infrastruktur dan tenaga pendidik akan jauh lebih baik untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional.

  1. HARAPAN UNTUK  PENDIDIKAN INDONESIA KE DEPAN

Di Indonesia sepertinya kurang mendapati perhatian serius layaknya pendidikan di negara lain di dunia. Padahal begitu banyak kekayaan Indonesia yang menunggu diolah dan diberdayakan. Namun, rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia membuat bangsa ini harus tunduk pada bangsa lain.
Kesadaran mengenyam pendidikan harus ditanamkan dan digalakkan agar kemajuan bangsa dapat terwujud. Pemerintah dan seluruh elemen masyarakat Indonesia harusnya memiliki tanggung jawab yang sama dalam kemajuan pendidikan bangsa ini. Tanpa sinergi antar keduanya, optimalisasi kemajuan bangsa ini di bidang pendidikan akan semakin sulit. Fakta di lapangan begitu sering kali terlihat tidak karuannya upaya sinergi antar berbagai pihak.

Kurikulum yang diemban bangsa ini pun juga tidak diimbangi dengan sarana prasarana yang memadai dan memenuhi standar pendidikan yang diidamkan. Kita masih banyak mendengarkan dari berbagai media bagaimana bobroknya sarana pendidikan negeri ini. Begitu banyak gedung sekolah yang tak layak digunakan, atau bahkan ada juga sekolah yang setiap malam hari digunakan bergantian dengan hewan ternak. Belum lagi sekolah harus terkena banjir ketika musim penghujan atau bocor ketika hujan datang. Itu hanya salah satu contoh kongret betapa menyedihkannya wajah pendidikan Indonesia. Lalu kemanakah larinya uang 20% dari total APBN bangsa ini? Apakah semua sudah benar-benar tepat sasaran?

Nyatanya itu semua hanya menjadi proyek komersialisasi para penjabat negeri ini yang membuat tingkat korupsi di Indonesia semakin tinggi. Lagi-lagi Indonesia memang harus segera berkaca dan membenah diri.

Kesejahteraan guru pun harus menjadi prioritas dalam pembenahan tersebut. Sehingga jangan ada lagi kepala sekolah atau guru yang harus memulung sampah demi menutupi segala kekurangan kebutuhan hidupnya. Namun alasan masih banyaknya guru yang tidak diperhatikan kesejahteraannya membuat kualitas dari guru itu sendiri jadi seadanya. Tidakan ugrade dalam teknik pengajaran pun harus segera dilakukan demi terlaksananya kemajuan pendidikan Indonesia.

Apabila pemerintah dan seluruh elemen masyarakat saling menyadari posisinya masing-masing dalam upaya pembenahan dan kemajuan pendidikan Indonesia, bukan tidak mungkin kemajuan itu tak lagi sekedar harapan. Semoga kebaikan bangsa akan lebih terlihat seiring kebaikan seluruh pihak di negeri ini. Segala niatan baik akan terlaksana dengan hasil yang baik selaras dengan kebaikan caranya. 

 

Desty Lilian Rosana Putri Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea