Sosok
Aisyah memandangi selembar foto keluarganya yang sempat ia genggam bersama
seikat mawar. Sesaat gadis
kecil itu diam terpaku, jatuh telungkup dengan kaki terpendam pasir serta
bebatuan dari bangunan rumah yang disinggahinya. Tepat di daerah Malioboro,
pagi itu. Pada akhir bulan Mei tahun 2006, beberapa daerah tiba-tiba
dihancurkan oleh gempa 5,9 skala ritcher yang membabi buta.
Sebuah tangan menembus dari balik reruntuhan, dan Aisyah
tahu benar siapa pemilik tangan yang menyembul keluar dari dalam reruntuhan
itu. Sebuah cincin yang selalu melekat di jari manis seorang wanita yang sangat
dikagumi dan dihormatinya. Tangan halus yang terbalut dengan balutan pasir, seolah menunjukkan sebuah
tanda bahwa ibundanya berada di sana. Gemetar tubuh Aisyah saat menemukan
posisi jasad ibundanya yang tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Ia menengadahkan kepala ke atas, tepat pada langit-langit
rumah yang tengahnya telah berlubang. Lubang yang besar dan reruntuhan itu
mengenai tubuh ibunya.”Allah, Aku ikhlaskan kepergian beliau, jadikan kematian
ibuku khusnul khatimah aamiin.” Lalu disematkannya seikat mawar putih layu itu
di tangan ibunya.
0 comments:
Posting Komentar